Kamis, 06 Februari 2014

Dengan ini diberitahukan bahwa pengumuman kelulusan peserta seleksi CPNS dari Tenaga Honorer Kategori II Tahun 2013 yang semula tanggal 5 Februari 2014 dikarenakan ada kendala teknis, maka pengumuman kelulusan seleksi CPNS dari Tenaga Honorer Kategori II di tunda dalam waktu yang tidak terlalu lama. Surat Klik Disini
pengumuman k2 ditunda
Sumber Berita : www.menpan.go.id

Rabu, 05 Februari 2014

JAKARTA,FAJAR -- Pengumuman kelulusan honorer kategori dua (K2) yang direncanakan siang ini sudah bisa dilihat di website molor lagi. Paling cepat sore baru bisa dilihat.

"Bapak presiden masih dalam perjalanan dari Magetan ke Jakarta. Ini kami masih menunggu kedatangan beliau," kata Karo Hukum dan Komunikasi Informasi Publik (KIP) Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB) Herman Suryatman yang dihubungi JPNN, Rabu (5/2).

MenPAN-RB Azwar Abubakar, menurut Herman, bisa memahami kegelisahan honorer K2 yang harap-harap cemas menanti pengumuman. Namun, direktif presiden sangat penting untuk penetapan kelulusan honorer ini
.
"Tadi sekitar jam 10.00 WiB, kami mendapatkan informasi kalau posisi bapak presiden masih di Pekalongan. Jadi kita tunggu saja," ujarnya.
Ditanya apakah pengumuman honorer tetap akan ditayangkan hari ini, Herman mengatakan, pemerintah masih pada rencana awal yakni diumumkan Rabu (5/2). Soal jam berapa, mantan pejabat Sumedang ini mengatakan belum bisa memastikan.

"Bisa saja sore atau malam pengumumannya, karena sampai sekarang pak menteri masih menunggu bapak presiden," tandasnya. (esy/jpnn)


Sumber Berita : http://www.fajar.co.id/

Sabtu, 01 Februari 2014

JAKARTA,BB – Jadwal pengumuman hasil ujian CPNS jalur honorer K2 dipastikan 5 Februari 2014. Kali ini jadwal pengumuman dikeluarkan BKN dan Kemenpan RB.
Artinya ini adalah jadwal keempat kalinya setelah 24 Desember 2013 dan 27 Januari 2014 dan 4 Februari 2014. Rencananya pengumuman CPNS K2 akan dilakukan instansi dan Pemda yang menerima CPNS. Adapun pengumuman pertama akan diterbitkan situs resmi Kemenpan RB di menpan.go.id.
Adapun alasan sehingga pengumuman molor hingga bulan Februari karena Panitia Seleksi Nasional (Panselnas) harus melakukan pengecekan lebih teliti dan detail terhadap hasil seleksi.  “Selain harus fairness, juga harus ada afirmasi menyangkut lamanya masa kerja yang bersangkutan. Lokasi kerja juga menjadi variable pertimbangan,” kata Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian PAN-RB Herman Suryatman.
Sekitar 77 persen tenaga honorer K-2 memiliki tingkat pendidikan maksimal Sekolah Lulusan Tingkat Atas (SLTA) dengan usia rata-rata di bawah 35 tahun. Data Kemenpan RB menunjukkan, jumlah tenaga honorer K-2 menurut kelompok jabatan untuk pusat dan daerah mencapai 649.284 orang. Lalu apakah jadwal 4 Februari 2014 benar sudah pasti diumumkan? semoga saja. Update: Menpan Pastikan CPNS K2 Diumumkan 5 Februari 2014

Jumat, 31 Januari 2014

1389449108331839065
Logo Sulawesi Selatan ( Foto: Onokinerjo.blogspot)
Di tengah perbincangan mengenai sosok Presiden ideal bagi Indonesia kedepan, terselip juga pembicaraan mengenai siapa sosok “tangan kanan” presiden yang akan membantu kinerjanya nantinya. Dari beberapa media cetak dan online yang saya baca, ada tiga figur dari Sulawesi Selatan yang diincar dan dinilai layak menjadi menteri yaitu Prof Idrus Paturusi ( Rektor Universitas Hasanuddin), Pak Nurdin Abdullah (Bupati Bantaeng) dan Pak Syahrul Yasin Limpo ( Gubernur Sulawesi Selatan). Dari track record yang mereka miliki, memang tak diragukan lagi kapasitasnya.
Jika seandainya mereka benar-benar terpilih nantinya, maka posisi yang pantas bagi beliau dari kacamata pribadi saya yaitu:
1. Pak Idrus Paturusi
13894493241617484643
Pak Idrus Paturusi (Foto: Healty.Kompas.com)
Beliau cocok ditempatkan sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini berdasarkan dari pengalaman beliau yang mumpuni dalam bidang pendidikan dan ekonomi yaitu sebagai Rektor Universitas terbesar di Indonesia Timur, Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) , President ASAIHL, Association of Southeast Asia and Pasific of Higher Learning/ presiden Rektor Se Asia Pasific dan menjadi komisaris di berbagai perusahaan ternama.
2. Pak Nurdin Abdullah
1389449512642526797
Pak Nurdin Abdullah (foto: independen.co)
Beliau pantas sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal. Hal ini didasarkan pada sumbangsih pengabdiannya kepada daerah Bantaeng yang berhasil memoles Bantaeng sebagai salah satu role model daerah yang mengalami kemajuan pesat terutama bidang ekonomi dan pembangunan. Adapun prestasi beliau yaitu berhasil menggondol Anugerah sebagai Kepala Daerah Terbaik Versi Harian Seputar Indonesia, Anugerah Piala Adipura Kategori Kota Kecil, Piagam dan Medali dari Kejaksaan Agung RI terhadap Kepeduliaan Pengelolaan dan Pengembangan Kantin Kejujuran di Kabupaten Bantaeng dan masih banyak lagi.
3. Pak Syahrul Yasin Limpo
13894494001815565691
Pak Syahrul Yasin Limpo (dok: Sosok.Kompasiana.com)
Beliau pantas  ditempatkan sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Hal ini didasarkan pada kepemimpinan yang menjadi Ketua Asosiasi Gubernur se-Indonesia, nominasi kepala daerah terbaik tingkat dunia versi The City Mayor Foundation di tahun 2012, Penghargaan Upakarti-Presiden RI ,Satya Lencana Kebaktian Sosial-Presiden RI, Tahun 1998,Satya Lencana Pembangunan-Presiden RI, Tahun 2001,Tahun 2003 Satya Lencana Wirakarya-Presiden RI dan masih banyak lagi
Kapasitas dan kualitas ketiga orang diatas tak diragukan lagi. Mereka adalah sebagian kecil “Mutiara Emas” yang dimiliki Sulawesi Selatan. Suatu kebanggaan tersendiri menjadi pemuda dari Sulsel yang memiliki figur yang inspiratif.
Salam Pemuda Sulawesi Selatan/ Mahasiswa Universitas Hasanuddin Makassar,Heriyanto Rantelino,




Bupati Bantaeng, Dr Ir Nurdin Abdullah
Pada tanggal 14 November 2011, sebuah penghargaan dari Menteri Kesehatan, Endang Rahayu Sedianingsih disematkan kepada Bupati Bantaeng, HM Nurdin Abdullah atas keberhasilan Bantaeng yang terpilih sebagai Kabupaten Sehat tingkat nasional. Indikator penghargaan Kabupaten Sehat adalah kebersihan, kenyamanan, keamanan dan kesehatan yang berpengaruh pada indeks kesehatan masyarakat.
Kabupaten Bantaeng berjarak 125 km kearah selatan dari Makassar, Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 395,83 Km2, terbagi atas 8 kecamatan serta 46 desa dan 21 kelurahan. Kabupaten Bantaeng luasnya mencapai 0,63% dari luas Sulawesi Selatan. Pada tahun 2006, jumlah penduduk 170.057 jiwa dengan rincian Laki-laki sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Pada bagian utara daerah ini terdapat dataran tinggi yang meliputi pegunungan Lompobattang, sedangkan di bagian selatan membujur dari barat ke timur terdapat dataran rendah yang meliputi pesisir pantai dan persawahan.
Pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Bantaeng diarahkan agar pelayanan kesehatan meningkat lebih luas, lebih merata, terjangkau oleh lapisan masyarakat.
Kesehatan merupakan bagian yang terpenting dan diharapkan dapat menghasilkan derajat kesehatan yang lebih tinggi dan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial maupun ekonomis. Penyediaan sarana pelayanan kesehatan berupa rumah sakit, puskesmas dan tenaga kesehatan, semakin ditingkatkan jumlahnya sesuai dengan rencana pertahapannya, sejalan dengan itu penyediaan obat-obatan, alat kesehatan, pemberantasan penyakit menular dan peningkatan penyuluhan di bidang kesehatan.
Adapun sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten Bantaeng berdasarkan data tahun 2006 telah tersedia berupa rumah sakit umum sebanyak 1 buah, puskesmas /pustu 34 buah, puskesmas keliling 13 buah, balai pengobatan 2 buah dan 25 polindes. Jumlah dokter praktek sebanyak 26 orang, bidang desa 52 orang, apotik 5 buah dan toko obat sebanyak 17 buah. Disamping itu di Kabupaten Bantaeng jumlah tenaga kesehatan pada tahun 2006 sebanyak 239 orang (Bantaeng.go.id).
Pemerintah Kabupaten Bantaeng terus memperhatikan pelayanan kesehatan masyarakatnya dengan membangun rumah sakit. Kabupaten Bantaeng memiliki Rumah Sakit Prof. dr. Anwar Makkatutu yang akan menjadi pusat penanganan penyakit jantung dan pembuluh darah (kardio) di wilayah selatan Sulawesi Selatan yang telah diresmikan pada 8 Agustus 2011 lalu. Rumah sakit ini dibangun dalam beberapa tahapan dengan total anggaran mencapai Rp 190 miliar. Rumah sakit ini sebagai pusat penanganan penyakit jantung di Sulsel dilakukan dengan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Fakultas Kedokteran Unhas. Pihak Universitas Hasanuddin akan membantu pengembangan telekardio pada rumah sakit tersebut. Telekardio adalah penanganan penyakit jantung terbaik.
Inovasi Layanan Kesehatan
Salah satu inovasi Pemerintah Kabupaten Bantaeng dalam bidang kesehatan adalah pembentukan Brigade Siaga Bencana (BSB) pada tahun 2010 yang melibatkan tiga lembaga masing-masing: Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan Bapedalda. BSB melakukan kegiatan terpadu layanan kesehatan gratis dengan melibatkan 20 dokter, delapan perawat dan ditunjang lima unit ambulance hingga ke pelosok desa.
Gagasan awal pembentukan Brigade Siaga Bencana untuk mengatasi kondisi masyarakat yang memerlukan perawatan namun terkendala transportasi, terutama pada malam hari. Kemudian PKK bersama Bupati Bantaeng mengupayakan pembentukan layanan publik yang tak hanya melakukan layanan terhadap kecelakaan, namun juga masyarakat yang menderita penyakit, meski berada di pelosok desa. BSB bukan hanya beroperasi di Kabupaten Bantaeng, tetapi juga menjangkau kabupaten tetangga yang memerlukan bantuan evakuasi bencana kebakaran. Sejak dibentuk awal Desember 2009 hingga posisi Juni 2011, jumlah pasien mencapai 2.557 orang atau jika dirata-ratakan sebanyak 134 pasien setiap bulan.
Inovasi Brigade Siaga Bencana mengantar Kabupaten Bantaeng meraih penghargaan Anugerah Otonomi Award 2011 yang diselenggarakan The Fajar Institute of Pro-Otonomi (FIPO) untuk kategori Layanan Publik bidang Kesehatan. BSB merupakan layanan gratis selama 24 jam yang berkomitmen memberikan pelayanan kesehatan tercepat dan terdepan atas setiap bencana/musibah yang menimpa masyarakat. Pada ajang tahunan tingkat Propinsi Sulawesi Selatan itu, Kabupaten Bantaeng mengungguli daerah lainnya seperti Kabupaten Takalar, Luwu Timur, Sidrap dan Kabupaten Barru yang masuk nominasi dalam kategori yang sama. Pada tahun anggaran 2010, APBD Kabupaten Bantaeng memiliki rasio belanja langsung kesehatan terhadap total belanja APBD sebesar 0,056. Rasio belanja langsung kesehatan terhadap jumlah penduduk dalam APBD yang besarnya 129,853 sedikit lebih baik karena menempatkan Bantaeng di ranking kesembilan. Berdasarkan skema FIPO yakni besaran anggaran, inovasi dan survei publik, maka BSB unggul dibandingkan program kesehatan lainnya yang diajukan kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan (Sulsel).
Menurut Ahmad Syam, Peneliti FIPO, secara kelembagaan BSB adalah bagian dari Tim Emergency Service (TES) Kabupaten Bantaeng. Selain BSB yang dalam struktur organisasi TES dikenal Satuan Tugas (Satgas) pelayanan kesehatan terdapat satgas lainnya yang dibawahi dan satu atap dalam TES yaitu Satgas Pemadam Kebakaran, Satgas Bantuan Sosial, Perlengkapan dan Logistik, serta Satgas Operasi, Rehabilitasi dan Pemulihan. TES dikoordinasi tiga dinas/instansi terkait yakni Dinas Kesehatan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah (Bapedalda), dan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Nakertrans). Konsep TES dengan menghimpun beberapa jenis layanan publik seperti kesehatan, pemadam kebakaran, serta bencana dan layanan sosial dalam satu atap yang merupakan inisiatif Pemkab Bantaeng (Baktinews).
Brigade Siaga Bencana di Kabupaten Bantaeng mulai menarik perhatian Endang Rahayu Sedyaningsih (Menteri Kesehatan) ketika dilangsungkan Seminar Nasional Eksistensi dan Peranan Puskesmas sebagai Penyelenggara Upaya Kesehatan Tingkat Pertama di Hotel Sahid Jaya Makassar, Selasa (28/6). Menkes memuji keberhasilan Brigade Siaga Bencana dan berharap daerah lainnya dapat mencontohinya. Kunci keberhasilan BSB karena bergerak tanpa dipungut bayaran dari masyarakat. Ambulance BSBS yang dilengkapi dokter dan tenaga medis akan bergerak ke sasaran, cukup dengan menelpon ke 113. Ketika tiba ditempat yang dituju, petugas kesehatan akan melakukan observasi kepada pasien. Bila petugas bisa menangani di tempat, maka tidak perlu di antar ke rumah sakit. Namun bila kondisinya memerlukan perawatan lebih lanjut, ambulance akan membawa pasien ke rumah sakit.
Peran penting Brigade Siaga Bencana (BSB) sangat berkontribusi pada menurunnya angka kematian ibu hamil  di Kabupaten Bantaeng. Pada periode semester pertama (Januari-Juni) tahun 2010 terdapat kasus 11 orang, sedang pada periode yang sama pada tahun 2011 menjadi nihil. Keberhasilan ini dicapai selain peran penting Brigade, juga peran para Bidan Desa sebanyak 143 orang yang tersebar pada berbagai Puskesmas, Poskesdes dan unit layanan lainnya, terutama di Rumah Sakit. Bidan adalah garda terdepan dalam pelayanan kesehatan bagi ibu hamil.
Predikat Kabupaten Sehat
Persiapan meraih predikat Kabupaten Sehat Tingkat Nasional telah dilakukan sejak dua tahun sebelumnya ketika pasangan HM Nurdin Abdullah- HA Asli Mustadjab terpilih sebagai Bupati-Wakil Bupati. Sosialisasi cara hidup bersih dan sehat digiatkan dan masyarakat diajak untuk berpartisipasi penuh. Karena itu, Kabupaten Bantaeng berhasil meraih Sertifikat Adipura pada 2009 dan setahun berikutnya tahun 2010 meraih Piala Adipura. Keberhasilan Bantaeng meraih sederet prestasi karena pola hidup bersih dan sehat telah dikembangkan pada tingkat kecamatan hingga desa dengan membentuk Pokja Sehat.
Kepedulian pola hidup sehat warganya ditingkatkan melalui sosialisasi karena pemerintah setempat telah memahami dengan baik perintah konstitusi. Dalam UUD 1945 pada Pasal 28 huruf (h) sudah dijelaskan tentang Kesehatan dan UU.No. 23/2010 bahwa tiap individu, keluarga dan masyarakat berhak untuk mendapatkan perlindungan dan pelayanan kesehatan, untuk itu Negara bertanggungjawab untuk memenuhi kebutuhan hak hidup sehat setiap warganya. Untuk melaksanakan amanat konstitusi tersebut, Pemkab Bantaeng telah mengeluarkan Peraturan Daerah (Perda) sebagai tindaklanjut dari pelaksanaan amanat UUD 1945 Pasal 28 huruf (h) dan UU. No.23/2010. Pemkab Bantaeng dibawah kepemimpinan HM Nurdin Abdullah telah membentuk Tim khusus untuk menanggulangi masalah kesehatan di wilayahnya.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, Dr. Hj Takudaeng MKes, hal-hal yang diatur dalam Perda adalah pengalokasian dana untuk obat generik dan obat paten dalam konteks pelayanan kesehatan gratis. Dana sebesar 40 persen dialokasikan ke Rumah Sakit sedang 60 persen dikelola oleh Dinas Kesehatan yang pelaksanaannya diarahkan ke Puskesmas, Pustu dan Polindes. Khusus untuk di Dinas Kesehatan, jumlah keseluruhannya sekitar Rp 14 milyar terdiri dari Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 8 milyar dan dari Pemerintah Pusat Rp 6 milyar. Pada Perda Tahun 2008 tentang pelayanan kesehatan gratis, dalam hal memperoleh pelayanan kesehatan tidak boleh dipungut biaya apapun karena sudah diatur di setiap tahun dalam APBD. Masyarakat yang digratiskan adalah pelayanan pada tingkat Puskesmas, Pustu maupun Polindes, sedangkan di Rumah Sakit hanya khusus pada Kelas III.
Penghargaan Kabupaten Sehat dilakukan setiap dua tahun sejak tahun 2005. Tim penilai Penghargaan ini dipimpin oleh seorang Ketua Tim Penilai Kabupaten Sehat Tingkat Nasional yang bertugas melakukan verifikasi terhadap kegiatan yang sudah dilakukan sebuah Kabupaten yang selanjutnya dituangkan dalam laporan. Verifikasi yang dilakukan Tim Penilai untuk memastikan apakah yang tertuang dalam laporan tersebut benar sudah sesuai dengan kenyataan di lapangan seperti Kawasan Permukiman, Ketahanan Pangan, Kehidupan Masyarakat dan Kehidupan Sosial yang sehat. Pada tahun 2011, ada 72 kabupaten/kota di berbagai Provinsi di Indonesia menjadi sasaran kunjungan verifikasi Tim Penilai.
Jika anda berkunjung ke Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan maka datanglah ke Pemandian Eremerasa. Pemandian ini terletak di Desa  Kampala, Kecamatan Eremerasa, Kab. Bantaeng, Sul-Sel. Pemandian berjarak sekitar 10 km dari jalan poros Bantaeng – Bulukumba.
GERBANG PEMANDIAN ALAM EREMERASA
GERBANG PEMANDIAN ALAM EREMERASA
Disana anda akan melihat sesuatu yang unik. Anda akan melihat air jernih yang sangat sejuk. Tak hanya sampai disitu, air tersebut keluar dari akar-akar pohon. Uniknya air tersebut tak pernah berhenti keluar meskipun musim kemarau datang. Bahkan, dimusim kemarau volume air bertambah banyak. Dimusim hujan sekalipun air tersebut tak berwarna keruh. Airnya tetap jernih dan deras.
WISATAWAN PEMANDIAN
ROMBONGAN PENULIS (MAHASISWA P2K UNISMUH MAKASSAR)
Air yang keluar dari akar pohon ditampung didalam kolam. Ada dua buah kolam yang terdapat dikawasan pemandian alam Eremerasa. Satu kolam untuk orang dewasa dan satu lain untuk anak-anak. Kedalaman kolam bervariasi. Kurang lebih 1 hingga 5 meter.
KOLAM PEMANDIAN DEWASA
KOLAM PEMANDIAN DEWASA
KOLAM PEMANDIAN ANAK-ANAK
KOLAM PEMANDIAN ANAK-ANAK
Sempatkanlah waktu untuk berkunjung ke lokasi ini. Disepanjang jalan anda akan disuguhi perkampungan masyarakat. Kebanyakan rumah warga ialah rumah panggung. Jika anda berkendara dari arah Kab. Jeneponto, maka anda berbelok kearah kiri melewati Jalan Sungai Calendu. Anda terus memacu kendaraan hingga sampai dipertigaan yang terdapat di Desa Ulugalung. Pertigaan tersebut terletak di depan Puskesmas Desa Ulugalung. Selanjutnya anda berlelok ke kanan. Anda harus menempuh perjalan sekitar 5 km lagi. Total jarak tempuh yang anda habiskan ialah 10 km dari jalan poros.
Di sekitar pemandian anda disuguni panorama hutan yang masih perawan. Anda akan menyaksikan pepohonan yang telah berumur ratusan tahun. Hutan tersebut dijaga oleh masyarakat sekitar untuk menjaga ketersediaan air.
HUTAN DISEKITAR KAWASAN PEMANDIAN
HUTAN DISEKITAR KAWASAN PEMANDIAN

Kamis, 30 Januari 2014

Bantaeng (26/1). Bupati Bantaeng H.M. Nurdin Abdullah bertindak sebagai Pembina Upacara pada kegiatan Apel Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas Tingkat Kabupaten Bantaeng yang berlangsung di Lapangan Pantai Seruni  Bantaeng, Minggu (26/1). Kegiatan apel Gerakan Nasional ini berlangsung secara serentak di Kabupaten Kota dan Propinsi di Indonesia.

Diawal kegiatan apel Gerakan Nasional ini , dilakukan pembacaan komitmen Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas oleh Asrul Tagana selaku Koordinator Sekretariat Forimba, yang intinya menyatakan sikap untuk tertib berlalu lintas dan disiplin dalam berkendara. Dan juga adanya pernyataan testimoni kewaspadaan berlalu lintas oleh salah seorang pengendara, Bripka Muhlis, yang pernah mengalami musibah kecelakaan sekitar bulan Juli 2004 silam.

Pada kesempatan apel Gerakan Nasional ini dihadiri pula unsur Muspida Kabupaten Bantaeng, diantaranya Kapolres Bantaeng AKBP I Made Sunarta, Ketua Pengadilan Negeri Bambang Ekaputra, SH, MH, Kasdim 1410 Mayor INF. Drs. Muhlis, Plt. Sekda Bantaeng H. Abd. Latief Naikang, dan tampak pula hadir Ketua TP. PKK Kabupaten Bantaeng Hj. Liestiaty F. Nurdin, Ketua Cabang Bhayangkari Made Wiryawati, dan beberapa Kepala SKPD Lingkup Pemkab. Bantaeng. Dan peserta apel ini berjumlah sekitar 800an orang dari berbagai Klub Motor yang ada di Bantaeng.

Dalam amanat seragam Presiden RI yang dibacakan oleh Bupati Bantaeng selaku Inspektur mengemukakan tentang keselamatan pada hakekatnya merupakan prinsip dsar bagi setiap orang dalam berlalu lintas di jalan raya. 
Di Indonesia, prinsip ini seringkali tidak sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan. 

Lanjut Bupati Bantaeng menyatakan bahwa hasil tersebut dapat dilihat dari 2 hal yaitu belum membaiknya potret perilaku para pengendara kita dijalanan, dan diindikasikan dengan semakin meningkatnya jumlah dan fatalitas korban kecelakaan. Ini nampak terlihat dari data dan laporan Polri  bahwa kematian dan cedera dijalan merupakan krisis yang semakin meningkat pada kaum muda usia. Tahun 2013, angka kematian di jalan raya dalam satu bulan 2.096 orang, setara 69 orang per hari atau dalam setiap jam terdapat kurang lebih tiga jiwa. Kondisi ini menguatkan temuan global Burden of Disease yang menunjukkan bahwa kematian akibat kecelakaan lalulintas adalah menempati urutan sepuluh besar kelompok penyebab kematian utama manusia di dunia.

Presiden SBY juga memberikan apresiasi atas penyelenggaraan kampanye efektif yang diberi nama Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas. Dengan gerakan moral ini adalah merupakan langkah untuk meningkatkan rasa kepedulian dan kepekaan masyarakat akan arti pentingnya keselamatan dan ketertiban berlalu lintas di jalan, melalui gerakan ini secara gradual peran orang per orang dalam mencegah kecelakaan akan tumbuh berkembang ke arah yang lebih baik. Dan hendaknya pula, pesan pesan keselamatan untuk dipandang sebagai kebutuhan yang membudaya.

Gerakan Nasional ini pula ditandai dengan pelepasan balon berwarna putih dan biru sebagai simbol Kampanye Gerakan Nasional Pelopor Keselamatan Berlalu Lintas dimulai. Pelepasan balon ini dilakukan oleh Bupati Bantaeng HM. Nurdin Abdullah didampingi oleh Ketua TP. PKK Bantaeng dan Kapolres serta Ketua Bhayangkari Bantaeng yang disertai dengan bunyi sirene.

Setelah apel dilaksanakan, tampak Kasat Lantas Polres Bantaeng AKP. Syafaruddin memberikan arahan untuk kegiatan rolling keliling kota Bantaeng dihadapan bikers Bantaeng yanb berjumlah sekitar 800an riders.

Dilaporkan oleh Riesa Meylani, SSTP (Kabag Humas dan Protokol Pemkab. Bantaeng)
Dari Lapangan Reklamasi Pantai Seruni Bantaeng



Sumber Berita: http://www.bantaengkab.go.id/